PELETAKAN BATU PERTAMA KOMPLEK II PONDOK PESANTREN AL-IMDAD BANTUL

Terik matahari tadi siang, Selasa 8 Oktober 2013, sedikitpun tidak menyurutkan semangat segenap pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al-Imdad Bantul untuk menyelenggarakan Acara Peletakan Batu Pertama untuk Ruang Kelas Baru Madrasah Aliyah Unggulan Al-Imdad Bantul. Bahkan, acara yang dilangsungkan di Dusun Kedung Guwosari Pajangan Bantul ini berlangsung sangat meriah. 

Tampak di antara tamu undangan yang hadir memeriahkan acara tersebut adalah Kakanwil Kemenag DIY, Drs. H. Maskul Haji, M.Pdi dan Bupati Bantul, yang diwakili oleh Assek III, Drs. H. Mardi Ahmad. Selain itu, hadir pula Kasat Binmas Kapolres Bantul, AKBP Muryanto, yang mewakili institusi kepolisian tertinggi di Kabupaten Bantul. 



Acara dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh KH. Jawazi dari Bantul, yang diikuti dengan nyanyian Lagu Indonesia Raya dan shawalat nabi oleh paduan suara MA Unggulan Al-Imdad. 

Selanjutnya, dalam sambutannya, KH Drs. M. Habib Abdus Syakur, M.Ag, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Imdad menyampaikan rasa terimakasih kepada segenap pihak, baik pemerintah maupun perorangan, yang telah turut memberikan dukungan dan bantuan atas terlaksananya acara siang tersebut.

“Terima kasih kepada pemerintah, khususnya kepada Kanwil DIY yang telah memberikan bantuan satu ruang kelas untuk madrasah kami,” ujar Habib. “Dan tak lupa kepada Haji Muhsin dari Sogatran Ringinharjo, yang telah mewakafkan tanahnya seluas 500 m2 dan Ibu Lazimah seluas 100 m2.”

Habib juga menambahkan bahwa, meskipun tanah wakaf seluas 2700 m2 yang sedang diupayakan oleh Yayasan Pondok Pesantren Al-Imdad sebagai lokasi Komplek II Pondok Pesantren Al-Imdad belum sepenuhnya lunas, sarana bagi santri di Komplek I Pondok Pesantren Al-Imdad yang berlokasi di Pandak sudah tergolong kurang memadai.

“Di Pandak, kami terpaksa mengalihfungsikan mushalla dan perpustakaan menjadi ruang kelas. Dan sebagai gantinya, kami harus membangun musholla baru dari gedheg dan hingga saat ini kami belum memiliki perpustakaan baru,” lanjut Habib. “Namun demikian, dengan semangat yang kuat, kami bertekad melanjutkan perjuangan ini, dan dengan izin Allah, serta doa dan dukungan panjenengan semua, kami yakin akan mampu mewujudkannya.”

Di sisi lain, Mardi Ahmad, yang mewakili Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul, dalam sambutannya, sangat mengapresiasi paparan program Pondok Pesantren Al-Imdad yang disampaikan oleh Habib di sambutan sebelumnya, “Saya mencatat ada lima keunggulan Pesantren Al-Imdad yang disampaikan Pak Kyai Habib tadi, sama seperti Pancasila. Tahfidzul Qur’an, kajian kitab kuning, percakapan Bahasa Arab, percakapan Bahasa Inggris dan karya ilmiah atau karya tulis.” 

Mardi menambahkan, “Dan saya sangat bangga mendengar penjelasan Pak Kyai Habib tentang prestasi 13 santri Al-Imdad yang mewakili Bantul di lomba baca kitab Mufakat yang akan dilaksanakan di Gunungkidul besok pagi (Rabu, 9 Oktober 2013—red). Padahal cabang yang diperlombakan di sana hanya ada 40 cabang. Ini luar biasa dan harus kita dukung bersama. Kita doakan semoga santri-santri Al-Imdad yang ikut lomba mampu meraih hasil maksimal dan mengharumkan nama Bantul.”

Sementara itu, Maskul Haji, dalam amanatnya menegaskan agar Yayasan Pondok Pesantren Al-Imdad terus bersemangat mewujudkan visi dan misinya. Maskul juga menghimbau agar Pemerintah Kabupaten Bantul benar-benar memperhatikan lembaga pendidikan yang sudah menunjukkan prestasi sebagaimana yang dicapai oleh Pondok Pesantren Al-Imdad.

“Pak Mardi tidak perlu ragu mengulurkan tangan bagi lembaga pendidikan seperti Al-Imdad ini, karena sudah teruji. Al-Imdad sudah membuktikan bahwa lembaga pendidikan pesantren tidak kalah penting fungsinya dalam mendidik anak bangsa dibandingkan lembaga lain. Saya jamin itu,” tegas Maskul. “Dan khusus untuk Kyai Habib, saya tegaskan, tidak tertutup kemungkinan jika bantuan satu ruang kelas dari Kanwil saat ini akan bertambah di masa yang akan datang.”

Acara kemudian dipungkasi oleh peletakan batu pertama oleh Maskul Haji, disusul secara berurutan oleh Mardi Ahmad, dan AKBP Muryanto, diiringi doa oleh tokoh masyarakat Pajangan, KH Mahfud Badhowi Cholil. [red]

Komentar